BAB 1 Latar Belakang SKRIPSI
Perkembangan pesat
teknologi informasi seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software)
dan teknologi komunikasi lainnya telah menciptakan persaingan-persaingan baik
dari segi bisnis maupun yang lainnya. Adanya
suatu “intervensi” diera informasi ini, para pelaku bisnis maupun
suatu dinas pemerintahan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
kinerja organisasinya, salah satunya yaitu
dengan menerapkan suatu
sistem informasi berbasis komputer. Suatu sistem informasi berbasis
komputer diklaim dapat mendorong kinerja
suatu perusahaan atau instansi pemerintahan dalam mencapai tujuannya.
Kesuksesan itu karena
penggunaan suatu sistem informasi ini merupakan sebuah langkah penginvestasian bagi penggunanya dan dipercaya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar baik dalam segi material maupun non material. Penerapan sistem informasi ini pada dasarnya mengacu pada sisi efektifitas dan efisiensi pada proses bisnisnya. Sistem informasi juga akan membantu manajer atau pemimpin perusahaan/organisasi dalam proses pengambilan keputusan yang selanjutnya menentukan strategi yang tepat dalam menangani masalah atau untuk mengembangkan kinerja organisasi.
penggunaan suatu sistem informasi ini merupakan sebuah langkah penginvestasian bagi penggunanya dan dipercaya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar baik dalam segi material maupun non material. Penerapan sistem informasi ini pada dasarnya mengacu pada sisi efektifitas dan efisiensi pada proses bisnisnya. Sistem informasi juga akan membantu manajer atau pemimpin perusahaan/organisasi dalam proses pengambilan keputusan yang selanjutnya menentukan strategi yang tepat dalam menangani masalah atau untuk mengembangkan kinerja organisasi.
Pemanfaatan
teknologi informasi sekarang ini tidak hanya dinikmati oleh kalangan bisnis
saja dan atau pendidikan saja, tapi sudah mulai merambah ke dunia pemerintahan.
Pada
suatu dinas pemerintahan tentunya akan sangat riskan apabila masih menggunakan
sistem lama (tradisional), hal ini dapat memperbesar peluang terjadinya
kesalahan dan informasi yang dihasilkan tentunya tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan, persentasi terjadinya human error dengan menggunakan sistem tradisional ini sangatlah
besar. Sebagai contoh dinas pemerintahan di Sumedang yang
masih menggunakan sistem tradisional yaitu Puskesmas yang berada di Kecamatan
Cimalaka. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) itu sendiri adalah suatu
kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes, 1991). Puskesmas yang bertugas sebagai pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan,
yang meliputi pelayanan kesehatan per orang
(private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods).
Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat
sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Sistem pokok yang ada pada puskesmas
sebanyak 20 sistem (Dinkes, 1991). Adapun sistem yang penulis soroti dalam
objek penelitian
ini yaitu sistem rekam
medis. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan
maupun rawat inap (Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989).
Pada sistem rekam medis
Puskesmas Cimalaka masih menggunakan proses tradisional, hal ini dapat dilihat
dari proses kerja yang dilakukan pegawai, yang secara
kasat mata sistem rekam medis masih bersifat fisik (tulis tangan). Dengan
begitu dapat diperkirakan resiko-resiko yang akan muncul seperti apa.
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan pihak terkait
(pegawai Puskesmas) masalah inti dari sistem ini yaitu duplikasi data, hal ini
terjadi ketika pasien lama mendaftar untuk diperiksa dan pegawai kehilangan
data rekam medis pasien, tentunya harus dibuatkan lagi kartu pasien dan juga
pasien tersebut mempunyai dua ID, hal itu menyebabkan ambiguitas pada saat
pegawai merekap data rekam medis pasien tersebut.
Satu hal lagi pencarian data pasien yang lama karena harus di lihat satu
persatu pasien sesuai ID nya. Dari sistem rekam medis itu sendiri akan
menghasilkan berupa output rekap rekam medis sesuai dengan jenis balai
pengobatannya (BP) yang dibuat setiap hari (kecuali hari libur). Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa apabila dengan menggunakan
sebuah aplikasi tentu dalam proses input
dan pembuatan output nya
akan lebih mudah bila dibandingkan dengan sistem
fisik (tulis tangan).
Dari penelitian awal yang telah penulis lakukan, maka untuk
memecahkan masalah-masalah yang terjadi, penulis
mengambil judul penelitian (Skripsi) “SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS (Studi Kasus
: Puskesmas Kecamatan Cimalaka”) yang nantinya akan mengganti sistem lama (tradisional) ke sistem
informasi berbasis komputer yang mengintegrasikan bagian pendaftaran dengan
bagian pemerikasaan (balai pengobatan).
Comments
Post a Comment